Kamis, 20 Februari 2020

Menyangkal Diri, Memanggul Salib dan Mengikut Yesus


Pembacaan Sabda Tuhan Yak 2: 14-24, 26
Yak 2:14
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Yak 2:15
Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
Yak 2:16
dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
Yak 2:17
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Yak 2:18
Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Yak 2:19
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Yak 2:20
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
Yak 2:21
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
Yak 2:22
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Yak 2:23
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
Yak 2:24
Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Yak 2:26
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Mazmur Tanggapan
Mzm 112:1
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Mzm 112:2
Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.
Mzm 112:3
Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.
Mzm 112:4
Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.
Mzm 112:5
Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.
Mzm 112:6
Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.
Pembacaan Injil Tuhan  Mrk 8: 34 – 38, 9:1
Mrk 8:34
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Mrk 8:35
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Mrk 8:36
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Mrk 8:37
Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Mrk 8:38
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Mrk 9:1
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
(Semua Bacaan dan Mazmur, sumber dari http://www.imankatolik.org.id)

Renungan:
Sabda-sabda Tuhan pada hari ini kita memberi tantangan yang berat kepada kita. “Iman tanpa perbuatan adalah mati” dan perkataan Yesus, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
Yang pertama, iman tanpa perbuatan adalah mati, saya bisa memahaminya. Ya, ibarat tong kosong berbunyi nyaring, atau ibarat orang yang hanya pandai berbicara, tapi tidak melakukannya, itulah arti iman tanpa perbuatan adalah mati. Sama seperti orang tua yang memberi nasehat kepada anak-anaknya tetapi tidak melakukannya, padahal teladan dalam perbuatan jauh lebih berarti dari pada seribu kata. Berat memang, bahwa iman dan perbuatan haruslah sejalan, karena bertindak jauh lebih berat daripada hanya berbicara. Maka yang coba saya upayakan adalah mengendalikan diri dalam berbicara, terutama agar apa yang saya katakan itu, konsisten dengan apa yang saya lakukan.
Hal kedua, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Yesus, ini berat Yesus. Menyangkal diri? Memikul salib? Apa arti menyangkal diri? Mungkin itu berarti melawan segala keinginan badani yang ingin yang enak dan nikmat saja.
Bermalas-malasan, ingin segala yang nyaman dan menyenangkan, ingin selalu dipuji dan dihargai, dan lain sebagainya. Hal-hal yang wajar dalam kehidupan dunia, dan setiap orang pun menginginkannya. Ketika hari hujan, hawa sangat dingin,maka memang lebih enak tidur nyaman di rumah, daripada pergi ke gereja. Tapi Tuhan merindukan kita untuk datang kepadaNya, Tuhan meminta kita melawan malas dan nyaman untuk bangun pagi dan ke gereja. Ah, tidak, Tuhan tidak meminta atau memaksa, tetapi Tuhan berkata “setiap orang yang mau mengikut Aku,...”. Jadi bagi yang mau mengikutiNya, tapi Tuhan tidak memaksa saya dan Anda untuk wajib mengikutiNya. Bagi yang mau saja.
Memikul salib, berarti bersedia memikul segala tanggungjawab yang sudah diamanahkan kepada kita. Sebagai orang tua, sebagai pekerja, buruh, manajer, pemimpin, sebagai tim dalam pelayanan-pelayanan, dan lain sebagainya. Semua memberi amanat dan tanggung jawab. Kita mengerjakan tanggungjawab kita, itu sangat baik. Dan ketika kita sudah mengerjakannya, namun sering tidak berbalas dalam wujud perhatian dan penghargaan, itulah sebagian salib yang harus kita tanggung dengan ikhlas dan rela.
Berat memang, tetapi saya mau mengikutiNya, karena Ia telah memberikan cinta yang jauh lebih banyak dibanding segala hal yang Ia pinta dari saya. Dan ketika saya lelah, Ia tersenyum, membuka tanganNya dan mengatakan, “Mari Bernadeta, datanglah kepadaKu, Aku akan meringankan bebanmu”.
Doa:
Tuhan Yesus, segala yang Engkau pinta, tidak berarti dibanding segala yang sudah Engkau berikan kepadaKu. Dengan cinta aku terus menerus akan mencoba melakukannya setiap hari, agar aku bisa membalas cinta yang sudah Engkau berikan kepadaku.
Yesus, aku memandang mukaMu yang penuh darah, seraut wajah yang rela menanggung salibNya karena cinta. TeladanMu itu lebih berarti dibanding sejuta kata. Dalam lukaMu, Engkau memandang lembut dan tersenyum kepadaku. Yesus, Yesus, aku mencintaiMu.